TUGAS INDIVIDU(MID)
RESUME
Buku resume: Ali-jarim dan Mustafa usman,Al-balghatul wahidah
MATA KULIAH : BALAGHAH
DOSEN PENGEPU: bukhari,M.Ag
DISUSUN OLEH
ZUBAIRI





SEMESTER/KLS : III/B
JURUSAN TARBIYAH PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI  PONTIANAK
PONTIANAK 2013

DAFTAR ISI







Bab I Sejarah Munculnya Al- Balaghah
Sebuah ilmu tidaklah muncul sekaligus sempurna dalam satu masa. Ilmu mengalami fase sejarah dimana ia muncul, berkembang, dan maju, hingga bisa jadi mengalami kepunahan.
Ilmu balaghah sebagai salah satu cabang ilmu dalam bahasa Arab pun mengalami fase kemunculan, perkembangan, dan seterusnya. Ilmu bahasa Arab yang memiliki tiga cabang ini, yaitu ilmu ma’ani, bayan, dan badi’, tidaklah ada dari awal dalam sistematika seperti yang kita kenal sekarang ini. Dahulu, sama sekali tak dikenal istilah balaghah sebagai sebuah ilmu.
Pembahasan tentang sejarah balaghah menurut Amin Al-Khuli meliputi tiga segi, yaitu:
1.      Sejarah tentang materi balaghah dan ketentuan-ketentuannya, meliputi masalah awal kemunculan, tahapan perkembangan, dan bagaimana ilmu ini pada akhirnya;
2.      Kajian tentang tokoh-tokoh ilmu balaghah;
3.      Kajian tentang khazanah tulisan atau karangan dalam ilmu balaghah. Ketiga segi di atas terkadang sulit dipisahkan satu per satu dalam kajian yang beruntun. Hal ini karena ketiganya saling berkaitan erat satu sama lain.
Ilmu-ilmu bahasa Arab berkembang pesat tak lepas dari faktor turunnya Al-Quran dalam bahasa Arab. Al-Quran sebagai kitab samawi pegangan umat Islam merupakan inspirator bagi para ahli bahasa Arab untuk mengkonsep berbagai macam pengetahuan yang dapat digunakan untuk menjaga keasliannya, membantu memahaminya, dan menemukan sisi-sisi keindahannya.
Sebagaimana telah disampaikan di depan, Al-Quran adalah salah satu faktor munculnya berbagai ilmu bahasa. Keindahan bahasa Al-Quran yang tak tertandingi menjadikannya sebagai puncak tertinggi dalam hal ketepatan dan keindahan berbahasa Arab. Para pakar yang biasa berbangga dengan keindahan syair dan juga terbiasa saling mengkritisi syair satu sama lain mulai menghadapkan Al-Quran dengan pengetahuan mereka tentang keindahan berbahasa. Dari sinilah mulai berkembang benih-benih ilmu balaghah.
Pada perkembangan selanjutnya, semakin luasnya percampuran orang Arab dengan non-Arab seiring kemajuan peradaban Islam menjadikan perlu disusunnya sebuah ilmu pengukur ketepatan dan keindahan berbahasa Arab. Hal ini karena mereka orang-orang non-Arab tidak dapat mengetahui keindahan bahasa Arab kecuali jika terdapat kaidah ataupun pembanding. Hal ini penting terutama karena mereka punya keinginan besar untuk mengetahui kemukjizatan Al-Quran.
Tema-tema ilmu balaghah mulai muncul belakangan setelah muncul dan mulai berkembangnya ilmu nahwu dan sharaf. Tema-tema ini yang dulunya dikenal sebagai kritik sastra (naqd al-adab) semakin berkembang lebih dari pada masa jahiliyah. Mulai dari masa khilafah Umawiyah, sebenarnya para ulama pakar sastra mulai bicara tentang makna fashahah dan balaghah dan berusaha menjelaskannya dengan contoh dan bukti-bukti dari apa yang diriwayatkan dari orang-orang sebelum mereka. Dari sinilah kemudian mulai muncul balaghah ‘arabiyyah dari berbagai segi. Disusunlah buku-buku yang berbicara tentangnya hingga sampailah fase pengajaran dari sebuah ilmu.
Kitab yang pertama kali disusun dalam bidang balaghah adalah tentang ilmu bayan, yaitu kitab Majazul Qur’an karangan Abu ‘Ubaidah Ma’mar bin Al-Mutsanna, murid Al-Khalil. Sedangkan ilmu ma’ani, maka tidak diketahui pasti orang pertama kali yang menyusun tentang ilmu tersebut. Namun, ilmu ini sangat kental dalam pembicaraan para ulama, terutama al-Jahidz dalam I’jazul Quran-nya
Fashahah maknanya jelas dan terang. Anda berkata, “ Afshahash shubhu,’’ yakkni’’ pagi telah jelas”. Kalimat yang fasih adalah kalimat yang dan jelas makna mudah bahasanya, dan baik susunannya. Olehkarena itu setiap kata dalam kalimat yang fasih itu harus sesuai dengan pedoman sharaf.jelas maknanya, komunikatif,mudah lagi enak.
Suatu kata akan mencapai criteria itu bila sering dipakai olehpara penulis dan penyair yang peka Karena tidak ada kata-kata yang terungkap melalui lisan dan ditulis mereka kecuali memenuhi criteria kefasihan dan keindahan tersebut.
1.       Untuk mencapai kalimat fashahah, suatu kalimat disamping Karena harus mterdiri dari kalimat yang sesuai dengan kaedah sharf yang merangkai benar dan mudah dipahami,disyaratkan harus terlepas dari rangkaian yang lemah, seperti contoh:
ولوأنّ مجدا اخلدالدهر واحدا٠ من الناس ابقى مجده الدهر مطعما
2.       Dhamir pada kata “majduhu” adalah kembali pada kata “Muth,im” katayang terahir itu dengan jelas terungkap setelah dhomir,dan segi kedudukannya dalam kalimat juga jatuh setelahnya karena menjadi maf,ul bih .
Disyratkan juga susunan tidak terdiri kata-kata yang  tanafur sehingga hubungan kata dengan kata lainnya tidak menimbulkan kaliamat itu sulit untuk didengar dan di ucapkan, scontoh kata-tanafur seperti;
وقبر حربٍ بمكانٍ قفر٠ وليس قرب قبر حربٍ قبر
3.       Kalimat yang fasih adalah kalimat yang tidak rancu susunannya. Kalimat yang rancu adalah kalimat yang tidak jelas maksudnya karna sebagian kata-katanya didahulukan atau diakhirkan dari tempatnya semula, atau kata-kata yang seharusnya berdekatan menjadi terpisah-pisah, seperti kalimat:
ما قرأ الاّ واحدا محمد مع كتابا أخيه
4.       Kalimat yang fasih yang harus terbebas dari kerancuan makna, seperti bila si pembicara barmaksud mengatakan sesuatu, tapi kata-kat yang di pakai tidak menunjukkan hkikat makna yang dimaksud sehingga ungkapannya dan bisa mengakibatkan kesalah pahaman bagi pendengar contoh Al-lisaan, kadang-kadng dikatakandengan Arti bahasa,

       Balaghah mendatangkan makna yang agung dan jelas,dengan ungkapan yang benar dan fasih ,member bekas yang berkesan dilubuk hati, dan sesui dengan situasi, dan orang yang diajak  bicara.
 Secara ilmiah, balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang berlandasan kepada berlandasan kepada kejernihan jiwa dan ketilitian menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar-samar di antara macam-macam uslub(ungkapan).
      Unsure-balaghah adalah makna dan susunan kalimat yang memberikan kekuatan, pengaruh dalam jiwa, dan keindahan dalam memilih kata-kata dan uslub sesui dengan tempat dan pembicarnya,waktunya, temanya,kondisi para pendengarnya dan Emosinal yang dapat mempengaruhi dan mengusai mereka.banyak kata yang bagus disatu tempat,namun tapat dan tidak disenangi ditempat lain. Pada masa yang lalu para sastrawan tidak menyenangi kata  “aidhan” mereka anggap kata itu monopoli ilmuwan. Oleh karena itu mereka tidak mau menolisnya dalam sya’ir atau tulisan prosa mereka, sehingga salah seorang dari mereka berkata:
ربّ ورقاء هتوفٍ والضحا٠ ذاتشجوٍ صدحت فى فنن
ذكرت إلْفاو دههر سا ٠ فبكت حزناً فهاجت حزنى
فبكائى ربما أرقها ٠ وبكاها ربما ئارقنى
ولقد تشكو فما أفهمها ٠ ولقد أشكو  فما تتفهمنى
غير أنى باالجوى أعرفما٠ وهي (ايصا) بااالجوى تعرفنى
Dalam syair diatas, si penyair meletakkan kata “Aidhan” pada tempat pada tempat yang tidak bisa ditempati dan digunakan ditempat yang lain, dan daya tariq serta keindahan kata itu tidak dapat dijelaskan.
Uslub adalah kata-kata yang terkandung pada kata-kata yang terangkai sedemikian rupa sehingga lebih cepat mencapai sasaran kalimat yang dikehendaki dan lebih menyentuh pendengarnya . sedangkan uslub dibagi menjadi tiga macam.
Ø  Uslub Ilmiah
Uslub ini adalah uslub yang paling mendasar dan paling banyak membutuhkan logika yang sehat dan pemikiranyang lurus, dan jauh dari khyaklan syair. Contoh:
وما كلفة البدر المنير قديمة ٠ ولكنّها فى الوجهه اثر اللطم
Ø  Uslub Adabi (sastra)
Dalamuslub jenis ini keindahan adalah suatu sifat dan kekhasannya yang paling menonjol sumber keindahan adalah khayalan yang indah, emajinasi yang tajam, persentuhan beberapa titik keserupaan yang jauh pada beberapa hal, dan pemakaian kata benda dan kata kerja yang kongkrit sebagai ganti kata benda atau kata kerja  yang abtrak:   contoh
         قفي تغرم الآولى من اللحط مهجتنى٠ بثانية والمتلف الشيءغارمه
Ø  Uslub khithabi.
Dalam uslub ini sangat menonjol ketegasan makna redaksi, ketegasan Argumentasi dan data, dam keluasan wawasab.  Contoh
هذا اخوغا مدٍ قد بلغت خيله الآنبا روقتل حسّان البكريّ  وأزال خيلكم عن مسالحها وقتلم منكم رجالاَ صلحين

A.   Pengertin Ilmu Bayan
Secara etimologi, بيان berarti ‘terbuka’ atau ‘jelas’. Sedangkan dalam ilmu balâghah ilmu bayân adalah ilmu yang mempelajari cara-cara mengemukakan suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi. Ilmu ini pertama kali dikembangkan oleh Abu Ubaidah Ibn al-Matsani dengan kitab karangannya yang berjudul مجاز القران . Objek yang menjadi kajian ilmu ini adalah   تشبيه (penyerupaan), مجاز  (majaz), dan  كناية (konotasi).
Ada  beberapa pakar lain yang mempunyai definisi tersendiri tentang ilmu bayan, di antaranya :
a.       Imam Akhdhari Ilmu Bayân ialah ilmu yang mempelajari tata cara pengungkapan suatu makna dengan menggunakan susunan kalimat yang berbeda-beda penjelasannya (dari yang jelas, kurang jelas dan lebih jelas). Maksud definisi tersebut adalah bahwa ilmu bayân merupakan ilmu untuk mengetahui teknik-teknik mengekspresikan suatu ide fikiran atau perasaan dengan menggunakan ungkapan yang sesuai dengan konteksnya. Ungkapan tersebut bervariasi antara satu kondisi dengan kondisi lainnya.

TASBIH( PENTYERUPAAN)
Contoh Al-Ma,ari  tentang seorang yang dipujanya ;
انت كاالشّمس فى الضِّياء وانجا ٭ وزت كيوان فى علوّ المكان
Engkau bagaikan matahari yang memnacarkan siinarnya walaupun engakau berada, diatas planet  Pluto ditempat yang paling tinggi
  Pada bait pertama, sipenyair tahu bahwa orang yang dipujanya itu wajahnya bercahaya dan menyilaukan mata lalu ia membari perumpamaan yang memiliki sifat yang paling  kuat  dalam hal yang menerangi dan ia ternyata tidak muemeliki satu halpun yang lebih kuat dari pada mata hari,maka iamenyerupakan dengan matahari. Dan untuk itu ia membubuhi huruf kaf ( kata perumpamaan.
1.       Kaidah-kaidah tasybih
·         Tasybih adalah penjelasan bahwa sutu hal beberapa hal memiliki keasamaan sifat dengan halyang lain. Dan dpperjelas perumpamaan tersebut dengan huru Kaf.
·         Unsure tasybih ada 4 yaitu musyabbah, musyabah bih ( kedua unsure ini disebut sebagai tharafait-taybih atau dua pihakyang diserupakan, adat tasybih  dam wajah sybeh pada munasybah bih disyaratkan lebih kuat dan lebih jelas dari pada munasyabah
انا كالماء إن رضيت صفاء٠ واذا ماسخطت كنت لهيبا
Dalam  sya;ir ini si penya’ir menyerupakan dengan air jernih dikala ia sedang rela,dan dengan apaiyang bergejolak keetika marah yakni sebagai sesuatu yang disukai namun berpengaruh
·         Tasybih mursal adalah adat yang disebut adat tasibihnya
·         Tasibih mu’akad adalah tasybih yang dibuang adat tasybihbihnya
·         Tasybih mujmal adalh yang dibuang wajah ssyibehnya
·         Tasybih mufashal adalah tasybih yang disebut eajah syibehnya
·         Tasybih baligh adalah tasibeh yang dibuang adat tasybehnya
c.       Tasybeh tamtsil
Contoh : albuhturi berkata.
هو بحر السماح والجودفازدد٠ منه قربا من الفقر بعدا
penjelasan
Al-buhturi menyerupakan kemurahan yang paling dipujanya dengan lautan. Selaian itu dia mengimbau kepada orang-orang untuk melakukan pendekatan kepadanya agar  terhindar dari kekafiran.
Tasybeh disebut sebagai tasybeh tamtsil bila mana wajah syibehnya berupa keadaan yang yang dirangkai beberapa hal, dan disebut tsybeh ghair tamtsil bila wajah syibehnya tidak demikian 
Contoh abu Tamman berkata:
لاتنكرى عطل الكريم  من الغنى٠ فالسّيل الحرب للمكان العلى
Penjelasan
Seorang penulis penyair dalam berparasastra ada kalanya menggunakan ungkapan tasybeh bbukan dalam bentuknya yang telah dikenal. Hal ini dilakukan untuak merangsang daya fikir untuk menegakkan dalil atau hokum yang dikehendaki pada musyabbah dan karena senang menyamarkan tasybeh sebab tasybeh yang unik dan samar itulebih balighmengena pada jiwa.

1.       kaedah  
tasybeh dhimni adalah tasybeh yang kedua tharafnya tidak dirangkai dalam bentuk tasybeh yang telah kita kenal,melainkan keduanya hanya berdampingan dalam susunan kalimat.yasybeh jenis ini didatangkan untuk menunjukkan bahwa hokum makna yang disandarkan pada musyabbah itu mungkin adanya.
             Contoh :
   كانك شمس والملوككواكب ٠ اذا طلعت لم لم يبد منهنّ كوكب
 An-nabighah menyerupakan orang yang dipuji dengan matahari dan raja-raja-lainya menyerupakan dengan bintang-bintang karena pengaruh raja yang dipujinya mengalahkan semua raja lainya,seperti matahari menyebunyikan bintang-bintang jadi ia ingain menjelaskan raja yang dipuji dan kondisi raja-raja lainya dengan demikian penjelasan suatu keadaan juga merupakan salah satu tujuan tasybeh.
1.       Kaedah
Maksud dan tujuan tasybeh itu  banyak diantaranya:
Menjelaskan kemungkinan terjadi suatu halpad musyabbah, yakni ketika suatu yang sangat anihdisandarkan pada musyabbah dan keanehan itu tidak lenyab sebelum sebelum dijelaskan keanehannya.
2.       Menjelaskan keadaan musyabbah, yakni bila musyabbah tidak dikenal sifatnya sebelumdijelaskan melalui tasybeh yang menjelaskan. Dengan demikian tasybeh menjelaskan yang sama dengan kata sifat
3.       Menjelasan keadaan keadaan musyabbah, yakni bila musyabbah sudah diketehaui kedaannya secara Global, laliu tasybeh didatangkan untuk menjelaskan rincian eadaan itu.
4.       Menegaskan keadaan musyabbah yaitu yang disnadarkan keapada musyabbah itu membutuhkan penegasan dan penjelasan dengan contoh.
5.       Memper indah atau memper buruk musyabbah.



A.    DEFINISI MAJAZ DAN HAQIQI
1.      DEFINISI MAJAZ
2.      Pada penjelasan di atas sudah dijelaskan secara ringkas tentang definisi majaz. Berikut akan kami bawakan definisi majaz yang lebih lengkap.
المجاز هو نقل الكلام من الوضع الأول إلى الوضع الثاني للقرينة مع وجود العلقة
“Majaz adalah berpindahnya makna perkataan dari makna pertama menjadi makna kedua, karena adanya qarinah dan adanya ‘alaqah”.
Dari definisi ini, maka dapat kita simpulkan bahwa pada majaz terdapat 4 rukun, yaitu:
1.      Al Wadh’u Al Awwalu (makna pertama)
2.      Al Wadh’u Ats Tsani (makna kedua)
3.      Al Qorinah (sebab yang menghalangi makna pertama dan mengharuskan dimaknai dengan makna kedua)
4.      Al ‘Alaqah (hubungan antara makna pertama dan makna kedua)

Contoh: Ibnul amid berkata
قامت تظللنى  من االشمش٠ نفس أحب اليّ من نفس
قامت تظللنىومن عجب ٠ شمس تظللنى من الشمس
Pembahasan perhatikan terhakhir pasti maka akan menjumpai Asy-syamsu yang  dipakai dua makna pertama adalah makna hakiki sebagai mana kita kenal, dan makna yang  kedua adalah orang yang bercahaya wajahnya yang menyerupai kecemerlangan matahri . maka yang kedua ini bukanlah makna yang hakiki. Bila kita perhatikan maka akan ditemuai keterkaitan antara makan pertama yang hakiki dan makna kedua yang  tidak hakiki. Kaitan dan hubungan antara kedua disebut dengan mesyabbah ( saling menyerupai) karna orang yang bercahaya itu menyerupai matahri dalam menancarkan cahaya dan hal ini tidak mungkin menimbulkan ketidak jelasan yang membawa pemahaman pemhaman bahwa kata Asy-syamsu tuzhalliluni adalah menunjukkan makna hakiki karan matahri yang hakiki out tidak akan menaungi.
1.       Kaedah
Majaz lughawi adalah lafazh yang digunakan dalam akna yang bikaseharusnya karrena disertai hubungan disertai karinah yang menghalangi makna hakiki. Hubungan antar makna hakiki dan makna majazi itu kadang-kadang karena adanya keseruapaan dan kadang-kadang lain dari itu.dan karinah itu adakalnya lafziyyah adaklanya haliyyah.
Contoh : Allah berfirman.
كتب انزلنه اليك لتخرج الناس من االظلمت الى النور
Dalam contoh di at as terdapat majaz lughawi, yakni kata yang digunakan bukan  yang hakiki contoh di atas  mengandun dua kata: yakni kata azzulhumat yang digunkan dengan kesesatan , dan kata annur yang digunakan kata hidayah dan iman.hubungan antara makna hakiki dan mkan majazi adalah adanya keesrupaaan , dan karinahnya dalah haliyah .
-kaidah
Isti’arah adalah bagian dari majaz lughawi, isti.aarah adalah tasybeh yang dibuang salah satu tharfnya ,oleh karena itu hubbungan antara makna hakiki dengan makna majazi adalah musyabbahah selamanya  isti’arah ada dua macam  yaitu
·         Tashrihiyyah yaituisti;aarah yang dibuang musyabbahnya bihnya
Makniyah yaitu isti;aarah yang dibuang musyabbeh bihnya dan sebagai isyarat ditetapkan slah satu , sifatnya.
Contoh:
يمجّ ظلاما فى نهار لسانه ٠ ويفهم امن قال ماليس يسمع
-          Pembahasan
Pada tiga bait pertama terdapat istiaarah tashriyah dan makniyah pada bait pertama pena ( kata ganti pada lafaz lisanuhu) diserupakan dengan manusia,lalu musyabbah  bihnya dibuang dengan disyaratkan dengan salah salah satu sifat khasnya,yaitu lidah jadi isti’aarahnya adalah isti’aarah makniayah. Tinta diserupKn dengan gelap karena sama-sama hitamdan dipinjama lafazh yang menjadi musyabbah bihsebagai musyabbah untuk menjadi isti,aarah tashrihiyyah.kertas kertas derupakan dengan siang karena samam-sama  putih lalu lafaz yang menjadi musyabbah bih dipinjamkan.   Sebagai untuk menjadi isti’aarah tashriyyah
1.       Kaedah isti’aarah disebut  sebagai isti’aarah ashliyyah apabila isim a( kata benda) yang dijadikan isti’aarah berupa isim jamid.
2.       Isti’aarah disebut isti’aarah isti’aarah taba’iyyah apabila lafazh yang apabilah lafaz yang dijadikan isti’aarah berupa isim musytaq atau fi’il
3.       Karinah pada isti’aarah taba’iyah adalah makniyyah namun bial isti’aarah taba’iyyah ini diberlakukan pada salah satu dari keduanya,maka tidakk dapat dibuat pada yang lainnya
      Contoh: Allah berfirman
 اولئك الذين استرواالضللة باالهدى فما ربحت تجرتهم
    Pada contah diatas terdapat beberapa isti’aarah tashrihiyyah yakni lafaz istarau (memilih) lafaz Qomar dengan dengan maksud orang yang dipuji,dan lafaz thaghaa bermakna bertambah atau naik dan masing-masing isti’aarah emiliki karinah. Karinah istarau adalah lafaz aldhalaalata karianh lafaz Qomar adalah ya,adduuna at-tahiyyata dan karinah thagha adalah lafaz Al-maa’
Bila kita perhatikan isti’aarah pertama maka kita akan menemukan kata-katayang relevan dengan musyabbah bih,  yang menjadi isti’aarah dan kata tersebut adlah fanna rabihat tijaarahum, demikian pula bila kita perhatikan isti’aarah kedua, kiat akan menemukan minal iiwaani baad. Dan bla kita perhatikan isti’aarah kata-kata serupa tidak kita temuklan.
Contoh :
  
 عادالسيف إلى قربه, وحلّ الليث منيع غابه
Pembahasan
Ketika seorang laki-laki yang habis bekerja pulang kenegarnya maka ia bukanlah pedang hakiki yang kembali sarungnya dan bukan siinga hakiki yang  menepati kembali sarangnya.dengan demikian kedua susuanan kalimat itu tidak dipergunakan dalam arti yang dalam arti yang hikikatnya,sehingga kedua kalimat itu adalah majaz.karinahnya adalah haliyah hubungan antara dua makna hakiki dan majazinya adalah musyabbah ( untsur keserupaan) karenah keadaan orang yang pergi jauh dari negaranya untuk bekerja kearas dan kembalinya kenegarnya setelah bekerja kbersusah payah diserupakan dengan pedang terhunus dari sarungnya untuk berperang dan setelah mendapatkan kemenangan ia akanakan kembali kesarungnya demikian pula perhal singa yang menempati sarngnya.
1.kaedah
Isti’aarah tamstsiliyyah adalah suatu susunan kalimat yang digunakan bukan makkna aslinya karena ada hubungan keserupaan ( antara makna asli dan makna majazi ) disertai dengan karinah yang menghalngi pemahaman terhadap kalimat tersebut dengan makna yang asli.
      Telah dijelaskan sebelunya bahwa nilai tasybih dalam balaghah terdapat dua segi, padak itu pada penyusunan kata-katanya dan pada pembuatan musyabbah bih. Yang jau dari jangkauan hati kecaili hati orang yang bejiwa seni, yang di anugrahi Allah dengan bakat sastra yang normal untuk mengenal aspek-aspek keserupaan beberapa hal secara detail,  dan dikaruniainya kemampuan untuk merangkai beberapa makna dan mencabang-cabangkanya hingga hamper tak terbatas.
   Sedangka  rasia isti;aarah dalam balaghah tidak lebih dari segi  itu.nilai isti’aarah dari segi lafazhnya adalah bahwa susuanan kalimatnya seakan-akan tidak mengindahkan tasybih, namun mengharuskan kita untuk menghayakan sesuatu gambaran baru yang keindahannya memalingkan kita ari kandungan kalimat berupa tasybih yang terselubung .
Conntah : perhatikan kata-kat albuhturi tentang al-fat-h bin kaqon
يسمو بكفّ على العا فين حانية ٠ تهمى وطر ف الى العلياء طماح
    Contoh : Al-mutanabbi berkata
له اياد عليّ سابغة ٠ اعد منها ولا اعدِ دها
  Pemmbahasan.
Telah kita ketahui bahwa isti’aarah termasuk majas luhawi dan bahwa isti’aarah itu adalah kata yang digunakan bukan untuk maknanya yang asli karna adanya hubungan keserupaan antara kedua makna tersebut, yakni maknaasli danmmakna asli majazi selanjutkan kita perhatikan contoh diatas dan kita bahsa bajas yang terkadunhdidalamnya.
Ø  Peeerhatikan ayat dalam syair al-mutanabbi. Apakah anda beranggapan bahwa ia menghendaki maknanya yang hikiki, yaitu ta ngan-tangan yang sesungguhnya. Yang ia hendaki adalah kenikmatan-kenikmatan yang banyak . jadi,kata ayat dalam ungkapan ini adalah majaz. Akan tetapi, apakahg anda melihat aadanya hubungan keserupaan antara tangan dengan dan kenikmatan tntu saja tidak. Kalau demikian, apa hubungan antara  kedua makna tersebut, sedangkan oranng arab tidak akan mengucapkan suatu katamakna yang lain kecuali bil telah nyata adanya kaita dan hubungan antara makna yang aslinya dan makna yang majazinya. Ketahuilah tangan haikiki adalah alat untuk menyampaikan bebrepa kenikmatan. Jadi, tangan itu merupan sebab bagi kneikmatan itu. Oleh karena itu hubungan adalah Asy-bebiyyah, dan hal ini banyak digunakan dalam bahasa arab.
Ø  Kaedah majas musrsal
o   Mujas mursal adalah kata yang digunakan bukan untu maknanya yang asli karna adanya hubungan yang selain keserupaan serta ada karinah uang menghalangi pemahaman dengan mkan yang asli.
o   Hubungan makna asli dan makna majazi dalam majas mursal adalah: asy-babiyyah, almusyabbebiyah, aljuz-iyah. Al-qulliyah i’tibaru  maakana, I’tibaru mayekunu al-mahalliyah, al-uhaliyyah.
Ø  Nilai bajas mursal dan majas aqli dalam balagah
Apabila kita perhatiakan macam-macam ,majas mursal dan majas aqli maka kita kan temukan bahwa kebanyakan majas itu mengemukan mkna yang simaksud dengan singkat :bila kita katakana.
هزم القائد الجيش
Bila kita perhatikan dengan cermat maka kita akan dapatkan bahwa kebnyakan majas mursal dan majas Alqi itu tidak lepas dari mubalaghah ( berlebi-lebihan) yyang indah dan berpengaruh menajikan majas itu begito menarik dan mencengkaram kekuatan dalam hati penyebutan keselurahan dengan maksud sebagian adalah sesuatu mubalaghah demikian juga menyebutkan sebagian dengan maksud keseluruhan, sebagaimanadikatan”pulaanu pamun ( sipulan adalah mulut) dengan maksud sipulan adalah orang yang rakus yang melahap segala sesuatu. Atau pulaanun anpun ( sipulan adlah hidung) dengan maksud hidungnya adalah besar sehingga berlebih-lebihan  dengan menjadikan bahwa selurunya adalah hidung. Dintara penyataan dalm menyipati orang besar hidungnya adalah pernyataan sastrwan.
Al-kināyah (الكناية) adalah lafaz yang dipergunakan bukan pada makna aslinya sekalipun tidak ada qarīnah yang mencegahnya dari makna tersebut. Dalam pembahasan ilmu al-bayān, al-kināyah menempati posisi pertengahan antara al-haqīqah dan al-majāz. Al-kināyah  tidak digolongkan ke jenis al-haqīqah, karena lafazh tersebut tidak ditujukan untuk penunjukan makna aslinya, dan bukan juga dikelompokkan ke jenis al-majāz karena pada kalimat yang mengandung kināyah tidak disyaratkan adanya qarīnah yang mencegah suatu makna dari penunjukan makna aslinya. Sementara pada al-majāz disyaratkan adanya qarīnah yang mencegah suatu makna dari penunjukan makna aslinya.
Contoh:
فلانه بعيدة مهوى القرط
-          pembahasan
   Namun ia menyampaikan kepada kita dengan ungkapan baru yang menunjukkan bahwa wanita itu  bersifat panjang lehernya.
·         Kinayah adalah lafazh yang dimaksud untuk menunjukkan pengertian lazimnya. Tetapi dapat dimaksud untuk tetapi dapat maksudkan untuk makna aslnya
·         Ditinjau dari sesuatu yang berada dibalik kinayah, maka kinayah ada tiga macam karna sesuatu yang dijelaskan dengan kinayah itu adakalanya berupa sifat, adakalnya berupat sifat mausuf adakalanya berupa nisbat